Makan Siang Gembira (MSG) II, diadakan pada hari Minggu, 27 November 2022. Dalam kegiatan tersebut, Riwanua sebagai penyelenggara mengajak Katakerja sebagai penyaji.
Katakerja adalah perpustakaan dan juga komunitas yang bergerak di bidang literasi. Proyek terbaru Katakerja adalah penelitian terkait pangan olahan lokal di berbagai wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Hasil penelitiannya berupa buku ensiklopedia, video mini dokumenter, dan festival di Kabupaten Polewali Mandar, Wajo, Toraja, Luwu Utara, dan puncaknya adalah Festival Ensiklopedia Pangan Olahan Lokal Sulselbar di Fort Rotterdam, Kota Makassar yang berlangsung selama dua hari pada 29-30 Oktober lalu.
Dalam MSG #2, Katakerja diwakili oleh Erika Rachma Aprilia, Nurul Hikma, Ayu Puspa Febrianty, Mega Septriani, dan juga dua relawan penyusunan ensikloped pangan olahan, Arif Maulana dan Ela Sulkifli.
Dari puluhan jenis makanan yang diperoleh melalui penelitian, Katakerja menyajikan lima makanan representasi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Pertama adalah sambala kidi’ dari Enrekang, olahan jamur ini terasa nikmat karena dimasak bersama di dapur Riwanua. Lauk selanjutnya adalah pacco’ dari Luwu, dangke’ dari Enrekang, dan bau peapi dari tanah Mandar. Sementara untuk hidangan penutup, Katakerja menyajikan olahan dari pisang yaitu barongko, makanan khas orang Bugis yang dibungkus dengan daun pisang dan sanggara’ balanda, makanan khas Makassar berupa pisang goreng dengan kuah manis.
Pada hari yang bersamaan Riwanua kedatangan pengunjung dari berbagai tempat: Jakarta, Maros, dan Mamuju. Termasuk peserta residensi dari Perancis: dua profesor dan dua mahasiswa École Supérieure d’Art et Design de Saint-Étienne – Esadse (perguruan tinggi seni dan desain Saint Etienne), dan juga kunjungan sejumlah rekan-rekan Riwanua dari Afrika Selatan, Hong Kong, Australia, Lebanon, dan Kuba. Acara ini dimulai dengan pemutaran video mini dokumenter mengenai aneka ragam olahan pangan yang berhasil diidentifikasi oleh tim peneliti. Visual makanan dalam layar monitor dan aroma di meja makan berhasil memantik rasa lapar. Tanpa menunggu lama, para peserta mencicipi makanan sembari menikmati kebersamaan yang berlangsung hangat.
Setelah meredakan rasa lapar, semua peserta duduk bersila di ruang tengah Riwanua untuk berdiskusi antar kolektif dan peserta residensi serta pengunjung lainnya. Katakerja menjelaskan bahwa penelitian pangan olahan lokal dilakukan dengan melibatkan hampir 40 sukarelawan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi langkah awal pendokumentasian pangan olahan lokal Sulselbar. Termasuk sebagai tambahan referensi untuk penelitian mendatang. Katakerja yang menyebut anggotanya sebagai pusatkawan ini membuka pintu selebar-lebarnya untuk ajakan kolaborasi, terutama jadi teman ngobrol tentang pangan olahan.
Selain Katakerja, kolektif Endemik juga berbagi terkait proyek yang baru saja dilakukan. Mereka juga baru saja meluncurkan buku dan permainan anak yang terinspirasi oleh temuan-temuan para arkeolog di Maros. Turut hadir pula dalam kegiatan ini adalah Basran Burhan, peneliti dan arkeolog muda kandidat doktor di Griffith Unversity, Brisbane. Basran menjelaskan secara singkat tentang aktivitasnya selama ini sebagai arkeolog yang fokus pada masa prasejarah dan menjadikan Maros sebagai lokasi penelitiannya. Para peserta residensi dan pengunjung acara ini berbagi pengalaman dan kesannya selama mengunjungi Kota Makassar. Mereka mengungkapkan rasa terima kasih karena telah disambut dengan hangat dan telah mencicipi makanan khas Sulawesi Selatan dan Barat yang enak, tanpa monosodium glutamate yang berlebihan dan tentunya tanpa harus dipesan melalui aplikasi pemesanan makanan daring.
Katakerja, Makassar 2022