Kenang-Kenangan Tentang Kota adalah salah satu program perbincangan dalam Peluncuran Santai Riwanua. Dengan mengundang tamu yang mewakili era 1908an-2000an, kita akan mendengarkan bagaimana sejarah perubahan kota ini dari sudut pandang warga dalam menyaksikan dan merasakan perubahan tersebut. Di dalamnya, kita akan mendengarkan bagaimana moda transportasi, gaya hidup, makanan, tempat nongkrong, pola komunikasi, dlsb. yang ada pada saat itu. Lalu akan dikaitkan dengan masa sekarang: apa yang masih ada dan bertahan, apa yang sudah tidak ada lagi tapi masih relevan karena menjadi bagian dari ingatan bersama warga, dst.

Dengan gaya bercerita dan percakapan, sesi ini  mengundang tamu yang lahir dan dibesarkan di Makassar dan akan memaparkan ingatan serta pandangan mereka, baik yang personal maupun yang sifatnya sudah umum diketahui oleh orang banyak tapi tetap seru untuk diceritakan kembali. Untuk menambah semaraknya perbicangangan, para  tamu Kisah Makassar ini juga akan menunjukkan sejumlah foto atau benda-benda yang menjadi memorabilia dan kenangan yang relevan dengan jalan cerita yang disampaikan.

Pada sesi pertama ini, Riwanua mengundang Raida Syukur untuk berbagi ceritanya tentang Makassar era 1970an dan 1980an. Raida Syukur atau yang biasa dipanggil Kak Ida, lahir dan besar di Ujung Pandang (sekarang Makassar) pada 1966 dari keluarga Duri, Enrekang. Semasa SMA dari 1986-1987, ia berpartisipasi dalam program AFS Intercultural Program dan ditempatkan di Langerwehe, Jerman Barat (sebelum reunifikasi Jerman). Ia lalu belajar Ilmu Administrasi Negara, di FISIP, Universitas Hasanuddin dan sempat bekerja sebagai konsultan dari 1991-1996 untuk program bantuan Amerika Serikat di Sulawesi Selatan dan NTT melalui program USAID. Ia kemudian melanjutkan studi pada program magister jurusan marketing and management di The University of Sydney, Australia, dan meraih gelar Master of Commerce pada 1997. Sejak akhir 1990an sampai saat ini banyak berkegiatan di bidang pengembangan Pendidikan dan sumber daya manusia. Sejak 2020, ia bertindak sebagai pengurus Yayasan Bina Antarbudaya, lembaga yang mengurusi program American Field Service (AFS) Intercultural Programs. Bersama sanak keluarga dan kerabat ia mendirikan Syukur Foundation yang fokus pada pengembangan pendidikan dan kebudayaan orang-orang Duri.

kenangan kota

Pada sesi kedua Kenang-Kenangan Tentang Kota ini, Riwanua mengundang Hazanah Dewi untuk berbagi ceritanya tentang Makassar era 1990an dan 2000an. Hazanah Dewi atau yang biasa Kak Dede’, adalah perempuan yang lahir dan dibesarkan di Ujung Pandang (sekarang Makassar). Ia belajar di jurusan Sastra Inggris, Unhas dari 1997-2003. Selama kuliah, ia aktif di UKM Tari dan UKM Basket. Pada 2001, ia berpartisipasi dalam SSEAYP (Ship for Southeas Asian Youth Program), sebuah program pertukaran pemuda Indonesia dan Jepang di bidang seni dan kebudayaan. Selepas kuliah hingga saat ini ia bekerja profesional di berbagai bidang, antara lain di Hotel Sahid, Oriflame Indonesia, Regus internasional, Sophie Paris Indonesia, dan saat ini sejak 2020 lalu ia menjalankan bisnis gift shop melalui Hampers Makassar.

kenangankota#2