Secara luring dan selama tiga hari dengan peserta yang diundang oleh Riwanua, Gesyada Siregar mengajak bermain-main dengan sebuah percobaan yang ia sebut sebagai Kurasi: Power Point Karaoke! Permainan ini mengajak peserta mempresentasikan ide kuratorial berdasarkan gambar dan teks dari power point yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Permainan ini memberikan zona-bebas-penghakiman, di mana peserta didorong untuk mengartikulasikan karya seni dan konsep kuratorial secara spontan. Peserta juga melakukan sesi tanya jawab singkat dengan peserta lain untuk mendiskusikan spekulasi mereka. Selama sesi berlangsung, Gesya menggunakan salindia (slide) yang telah diacak sedemikian rupa dari materi presentasi Gudskul sebelumnya tentang kolektivitas, seni publik, pengetahuan yang tersembunyi, dan produk unconditional design dari berbagai komunitas di Indonesia.
Gesyada Siregar tinggal di Depok dan bekerja di Jakarta. Ia adalah seorang kurator, penulis, dan penyelenggara seni. Lulus dari Jurusan Seni Murni, IKJ tahun 2016. Ia adalah peserta Lokakarya Kurator Muda Indonesia yang diselenggarakan oleh DKJ dan ruangrupa (2013). Sejumlah pameran yang pernah ia kerjakan antara lain Pancaran Citra Lokal (Selasar Sunaryo, Bandung, 2020), Instrumenta – Festival Seni Media Internasional Sandbox & Machine/Magic (Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 2018 – 2019) dan pameran Lukisan Tanpa Teori (Galeri Cipta III, Jakarta, 2017). Ia juga menulis tentang S.Sudjojono untuk seri buku Pusaka Seni Rupa Indonesia untukpelajar SMA (2017). Ia pernah mengikuti program residensi oleh Japan Foundation (Tentacles & Bangkok Art & Culture Center, Thailand, 2017), MAKU Curatorial Research Trip (Seoul, Korea Selatan, 2017), dan Art Gallery of York University (Toronto, Kanada, 2019-2021). Saat ini, ia bekerja di Gudskul: Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Rupa Kontemporer, Jakarta sebagai koordinator subjek Artikulasi & Kurasi.